Meilia Dwi Suryani dan Moses Laksono Singgih
Abstrak
Permasalahan pada Perusahaan Speaker, khususnya pada Assembly Line 1 adalah terjadinya defect Voice Coil Touch (VCT) yang cukup besar. Defect VCT merupakan defect suara yang ditimbulkan karena pergerakan voice coil tidak sesuai spesifikasi. Selama sembilan bulan terakhir (Januari-September 2018), pada Assembly Line 1 terdapat sebesar 4736 defect VCT dan menyebabkan timbulnya rework cost sebesar Rp.74.986.667. Untuk mengurangi defect VCT tersebut, maka diperlukan suatu identifikasi untuk mengetahui akar penyebab defect VCT. Identifikasi akar penyebab dilakukan dengan Root Cause Analysis (RCA) menggunakan 5 why’s method. Selanjutnya dilakukan analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan memberikan ranking penilaian tingkat keseriusan efek/dampak yang ditimbulkan, peluang terjadinya kegagalan dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan yang akan terjadi. Setelah itu, dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk mengetahui tingkat resiko yang ditimbulkan dari terjadinya kegagalan. Nilai RPN tetinggi akan menjadi prioritas untuk melakukan suatu improvement. Berdasarkan analisa FMEA yang dilakukan, RPN tertinggi terdapat pada pemasangan voice coil yang longgar,pemasangan spider pada chassis tidak center, pengeleman magnet dan yoke dengan center yoke tidak rata, pengeleman magnet assy dan chassis assy tidak rata serta tipe center yoke salah. Adapun rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah melakukan upgrading sebanyak tiga kali dalam setahun, pengecekan komponen dan perlengkapan, dan menggunakan alat pencabut VCG. Penerapan rekomendasi pertama diperkirakan dapat mereduksi defect sebesar 3%, rekomendasi kedua sebesar 5%, rekomendasi ketiga 8%, kombinasi rekomendasi 1 dan 2 sebesar 8%, kombinasi rekomendasi 1dan 3 adalah 11%, dan kombinasi rekomendasi 2dan3 adalah 13%, serta kombinasi rekomendasi 1,2 dan 3 adalah 20%.
Kata Kunci: Assembly Line, Failure Mode and Effect Analysis, Root Cause Analysis, Speaker, Voice Coil Touch.