Rian Adhi Saputra1 dan Moses L. Singgih
ABSTRAK
PT. PMT adalahperusahaan yang bergerak dibidang perakitan blender, dimana efektivitas dan efisiensi merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi kondisi perusahaan. Upaya efisiensi dapat dilakukan dengan cara meminimasi aktivitas non value added yang disebut dengan pemborosan (waste). Diperlukan sebuah pendekatan untuk mengeliminasi pemborosan yang terjadi, salah satunya dengan pendekatan lean manufacturing. Dengan strategi lean yang berarti suatu usaha oleh seluruh elemen perusahaan untuk bersama-sama mengeliminasi waste, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan rasio nilai tambah (value added) terhadap pemborosan. Pemahaman kondisi perusahaan digambarkan dalam Big Picture Mapping. Pemborosan diidentifikasi dengan kuesioner seven waste, lalu dilakukan pemetaan secara detail dengan VALSAT dan dianalisa akar penyebabnya. Dari hasil penyebaran kuesioner, didapatkan jenis pemborosan yang sering terjadi adalah Waiting (23.38%),Over production(16.88%), danInventory (15.58%).Skor hasil kusioner tersebut dikonversikan kedalam matriks VALSAT, didapatkan mapping tool yang dominan yaitu Process Activity Mapping (35.72%) dan Supply Chain Response Matrix (24.22%). Pada kondisi awal, waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses adalah sebesar 2.076jam untuk value added dan sebesar 93.118 jam untuk non-value added. Sedangkan pada kondisi setelah perbaikan adalah 2.076 jam untuk value added dan 63.84 jam non-value added. Waktu tunggu WIP hasil inject berkurang dari 68.72 jam menjadi 37.33 jam dengan perbaikan MPS.
Kata kunci: Lean manufacturing, Value Stream Mapping, Value Stream Analysis Tools (VALSAT), Seven Waste, Master Production Schedule (MPS)